Lompat ke isi utama

Berita

Bawaslu Kotim Ikuti Bedah Buku Catatan Jurnalis Pemilu: Belajar Demokrasi dari Sudut Pandang Pers

Jurnalis

Staf Humas Bawaslu Kotim turut berpartisipasi secara daring dalam kegiatan Bedah Buku berjudul “Catatan Jurnalis Pemilu: Sejarah Keserentakan Pertama Terbesar di Dunia” yang diselenggarakan oleh Bawaslu RI, Kamis (14/8).

Sampit, Bawaslu Kabupaten Kotawaringin Timur – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melalui staf kehumasan turut berpartisipasi secara daring dalam kegiatan Bedah Buku berjudul “Catatan Jurnalis Pemilu: Sejarah Keserentakan Pertama Terbesar di Dunia”, Kamis (14/8).

Acara yang diselenggarakan oleh Bawaslu RI bersama Koalisi Pewarta Pemilu dan Demokrasi (KPPD) ini menghadirkan refleksi mendalam tentang dinamika Pemilu Serentak 2024 melalui perspektif jurnalis nasional.

Buku bergenre bunga rampai tersebut merupakan karya 12 jurnalis media massa nasional yang menyoroti perjalanan Pemilu Serentak 2024 dari sudut pandang pers, memberikan warna tersendiri terhadap narasi sejarah pemilu di Indonesia.

Dalam sambutannya, Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty menyampaikan apresiasi atas terbitnya buku ini. Menurutnya, karya tersebut merupakan tonggak penting dalam sejarah pemilu terbuka, di mana insan pers turut memberikan sumbangsih literasi demokrasi melalui tulisan.

“Buku ini memotret pelaksanaan pemilu yang lalu, memberikan kedalaman, menggambarkan situasi dan peristiwa dari sudut pandang jurnalis. Tentu berbeda dengan sudut pandang Bawaslu,” ujar Lolly di hadapan lebih dari 300 peserta daring dan audiens luring.

Ia menekankan bahwa jurnalis memiliki peran strategis sebagai “pengawas eksternal” bagi Bawaslu.

“Tetaplah memberikan sudut pandang sendiri, tetaplah menantang kami dengan pertanyaan-pertanyaan kritis. Relasi Bawaslu dan media akan semakin bermakna bila ada kontrol yang sehat,” tambahnya.

Lolly juga berharap karya tersebut menjadi inspirasi bagi dokumentasi kepemiluan berikutnya.

“Kami menunggu catatan pelaksanaan pilkada sebagai masukan penting dalam revisi undang-undang pemilu dan pilkada,” ujarnya.

Di akhir kegiatan, Lolly mengajak seluruh peserta untuk menyelami isi buku sebagai sarana memperkuat literasi publik tentang pemilu dan pengawasan partisipatif.

“Sahabat Bawaslu dapat memahami isi buku ini, meningkatkan kesadaran kepemiluan, dan memperkuat pengawasan demokrasi ke depan,” pungkasnya.

Acara bedah buku ini juga dihadiri langsung oleh para penulis, serta diikuti secara daring oleh peserta dari Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan kalangan media nasional.

Penulis dan Foto : Sarinta BR Ginting
Editor : Humas Bawaslu Kotawaringin Timur